BERHARAP MASUK SURGA TANPA BERDAMPINGAN DENGAN BIDADARI, MUNGKINKAH??

KODE IKLAN YANG DIPARSE
KODE IKLAN YANG DIPARSE

PORTAL MUSLIM:


Kecemberuan istri terhadap suaminya adalah suatu hal yang wajar. Dan bahkan diceritakan pula bahwasanya Aisyah radhiyallahu anha cemburu kepada Ummu Salamah atas nabi shallallahu alaihi wa sallam.
                                   
Diceritakan oleh Anas bin Malik radhiyallahu anhu:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ بَعْضِ نِسَائِهِ، فَأَرْسَلَتْ إِحْدَى أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِينَ بِصَحْفَةٍ فِيهَا طَعَامٌ، فَضَرَبَتِ الَّتِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَيْتِهَا يَدَ الخَادِمِ، فَسَقَطَتِ الصَّحْفَةُ فَانْفَلَقَتْ، فَجَمَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِلَقَ الصَّحْفَةِ، ثُمَّ جَعَلَ يَجْمَعُ فِيهَا الطَّعَامَ الَّذِي كَانَ فِي الصَّحْفَةِ، وَيَقُولُ: غَارَتْ أُمُّكُمْ

“Nabi shallallahu alaihi wa sallam berada di salah satu rumah istri-istri beliau (Aisyah). Kemudian salah satu istri nabi (Ummu Salamah) mengirimkan sebuah piring yang berisi makanan. Maka istri nabi, yang mana nabi shallallahu alaihi wa sallam berada di rumahnya memukul tangan sang pembantu. Maka piring tersebut jatuh dan pecah. Kemudian nabi shallallahu alaihi wa sallam mengumpulkan pecahan-pecahan piring tadi dan beliau juga mengumpulkan makanan-makanan yang ada di piring seraya berkata: ‘Ibu kalian sedang cemburu’” (HR. Bukhari)

Dari hadits ini, kita dapat mengambil sebuah faidah bahwasanya kecemburuan itu pasti akan terjadi walau di dalam rumah tangga nabi shallallahu alaihi wa sallam, dan itu tidak harus kita cela karena begitulah sifat seorang wanita yang dapat kita ambil dari karakter ibunda kita “Aisyah” radhiyallahu anha.

Namun bagaimana jika seorang istri cemburu kepada suaminya sampai ketahap dia berangan-angan agar masuk surga bersama suami tanpa harus didampingi oleh bidadari?

Maka saya beritahu untuk seluruh muslimah bahwa kita tidak perlu memikirkan hal ini, karena Allah akan cabut seluruh rasa cemburu dan rasa iri dari hati ketika kita sudah masuk surga nanti. Jadi mustahil, seorang istri akan cemburu dan iri jika bidadari menemaninya di surga nanti untuk sang suami. Karena Allah ta'ala telah mencabut kecemburuan dan iri dengki dari hati para penghuni surga.

Allah ta’ala berfirman tentang penghuni surga:

وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ

“Dan Kami telah cabut rasa iri dari hati-hati mereka. Sungai-sungai mengalir dari bawah mereka dan mereka mengatakan: ‘Segala puji bagi Allah yang telah memberikan hidayah kepada kami untuk ini. Dan kami tidak akan mendapatkan petunjuk seandainya dia tidak memberikan hidayah kepada kami’” (QS. Surah Al-A’raf: 43)

Maka, cukup pikirkan bagaimana kita bisa masuk surga bersama suami dan jangan pikirkan bagaimana agar suami tidak memiliki bidadari di surga.

Kemudian, Allah ta’ala juga berfirman dalam ayat lain tentang penghuni surga:

وَسَقَاهُمْ رَبُّهُمْ شَرَابًا طَهُورًا

“Dan Rabb mereka memberikan minum yang suci kepada mereka” (QS. Al-Insan: 21)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang ayat di atas:

أَيْ طَهَّرَ بَوَاطِنَهُمْ مِنَ الحسد والحقد والغل والأذى وسائر الأخلاق الرديئة

“Yakni Allah mensucikan yang ada dalam perut mereka dari iri, dengki, cemburu, dan saling menyakiti, dan seluruh akhlak yang rendah” (Tafsir Ibn Katsir 8/300)

Sehingga pada kesimpulannya, jika Allah sudah mentakdirkan seorang suami mendapatkan bidadari yang juga menjadi pendampingnya di surga nanti, maka istri yang di dunia tidak akan cemburu bahkan dia ridha dengan yang telah Allah tetapkan karena Allah ta’ala telah mencabut kecemburuan dan iri dengki dari hati kita.

Semoga pemaparan yang sedikit ini bermanfaat, wa shallallahu alaa nabiyyinaa Muhammad.


KODE IKLAN YANG DIPARSE